Fosil sejarah mahluk hidup

 

Gambar Fosil mahluk hidup raksasa

Sebuah Fosil makhluk hidup berukuran raksasa (atau bahkan mungkin Ultra) yang ditemukan di Kawasan Jebal Barez ini sangatlah mengagumkan.Menurut para peneliti mungkin inilah hewan purba terbesar yang pernah eksis didunia pada masa lalu,ukuran kepalnya saja bisa mencapai panjang 26 meter dengan ketinggian 8 meter!.Salah seorang Arkeolog yang terlibat dalam penggalian sekaligus penelitian terhadap fosil Jebal Barez tercengang dan tidak menyangka sebelumnya bahwa makhluk ini memang berukuran sangat-sangat besar,bahkan lebih besar daripada seekor Ultrasaurus sekalipun (Jenis Dinosaurus terbesar di Dunia). Dia belum pernah menyaksikan jejeran tulang rusuk hewan purba setinggi itu.Benar-benar tidak bisa dibayangkan Katanya.Diperkirakan, Fosil tersebut mungkin muncul akibat adanya gempa Bumi yang melanda Iran pada 26 Desember 2003 lalu.Reruntuhan batuan akibat gempa bumi di Jebal Barez talah membuka fosil tersebut, yang selama berjuta-juta tahun terkubur didalam bukit-bukit tandus berbatu

Candi Tikus

Candi Tikus terletak di di dukuh Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, sekitar 13 km di sebelah tenggara kota Mojokerto. Dari jalan raya Mojokerto-Jombang, di perempatan Trowulan, membelok ke timur, melewati Kolam Segaran dan Candi Bajangratu yang terletak di sebelah kiri jalan. Candi Tikus juga terletak di sisi kiri jalan, sekitar 600 m dari Candi Bajangratu.

Candi Tikus yang semula telah terkubur dalam tanah ditemukan kembali pada tahun 1914. Penggalian situs dilakukan berdasarkan laporan Bupati Mojokerto, R.A.A. Kromojoyo Adinegoro, tentang ditemukannya miniatur candi di sebuah pekuburan rakyat. Pemugaran secara menyeluruh dilakukan pada tahun 1984 sampai dengan 1985. Nama ‘Tikus’ hanya merupakan sebutan yang digunakan masyarakat setempat. Konon, pada saat ditemukan, tempat candi tersebut berada merupakan sarang tikus.

Belum didapatkan sumber informasi tertulis yang menerangkan secara jelas tentang kapan, untuk apa, dan oleh siapa Candi Tikus dibangun. Akan tetapi dengan adanya miniatur menara diperkirakan candi ini dibangun antara abad 13 sampai 14 M, karena miniatur menara merupakan ciri arsitektur pada masa itu.

Bentuk Candi Tikus yang mirip sebuah petirtaan mengundang perdebatan di kalangan pakar sejarah dan arkeologi mengenai fungsinya. Sebagian pakar berpendapat bahwa candi ini merupakan petirtaan, tempat mandi keluarga raja, namun sebagian pakar ada yang berpendapat bahwa bangunan tersebut merupakan tempat penampungan dan penyaluran air untuk keperluan penduduk Trowulan. Namun, menaranya yang berbentuk meru menimbulkan dugaan bahwa bangunan candi ini juga berfungsi sebagai tempat pemujaan.

Bangunan Candi Tikus menyerupai sebuah petirtaan atau pemandian, yaitu sebuah kolam dengan beberapa bangunan di dalamnya. Hampir seluruh bangunan berbentuk persegi empat dengan ukuran 29,5 m x 28,25 m ini terbuat dari batu bata merah. Yang menarik, adalah letaknya yang lebih rendah sekitar 3,5 m dari permukaan tanah sekitarnya. Di permukaan paling atas terdapat selasar selebar sekitar 75 cm yang mengelilingi bangunan. Di sisi dalam, turun sekitar 1 m, terdapat selasar yang lebih lebar mengelilingi tepi kolam. Pintu masuk ke candi terdapat di sisi utara, berupa tangga selebar 3,5 m menuju ke dasar kolam.

Di kiri dan kanan kaki tangga terdapat kolam berbentuk persegi empat yang berukuran 3,5 m x 2 m dengan kedalaman 1,5 m. Pada dinding luar masing-masing kolam berjajar tiga buah pancuran berbentuk padma (teratai) yang terbuat dari batu andesit. Tepat menghadap ke anak tangga, agak masuk ke sisi selatan, terdapat sebuah bangunan persegi empat dengan ukuran 7,65 m x 7,65 m. Di atas bangunan ini terdapat sebuah ‘menara’ setinggi sekitar 2 m dengan atap berbentuk meru dengan puncak datar. Menara yang terletak di tengah bangunan Candi Tikus dikelilingi oleh 8 menara sejenis yang berukuran lebih kecil. Di sekeliling dinding kaki bangunan berjajar 17 pancuran berbentuk bunga teratai dan makara.

Hal lain yang menarik ialah adanya dua jenis batu bata dengan ukuran yang berbeda yang digunakan dalam pembangunan candi ini. Kaki candi terdiri atas susunan bata merah berukuran besar yang ditutup dengan susunan bata merah yang berukuran lebih kecil. Selain kaki bangunan, pancuran air yang terdapat di candi inipun ada dua jenis, yang terbuat dari bata dan yang terbuat dari batu andesit.

Perbedaan bahan bangunan yang digunakan tersebut menimbulkan dugaan bahwa Candi Tikus dibangun melalui tahap. Dalam pembangunan kaki candi tahap pertama digunakan batu bata merah berukuran besar, sedangkan dalam tahap kedua digunakan bata merah berukuran lebih kecil. Dengan kata lain, bata merah yang berukuran lebih besar usianya lebih tua dibandingkan dengan usia yang lebih kecil. Pancuran air yang terbuat dari bata merah diperkirakan dibuat dalam tahap pertama, karena bentuknya yang masih kaku. Pancuran dari batu andesit yang lebih halus pahatannya diperkirakan dibuat dalam tahap kedua. Walaupun demikian, tidak diketahui secara pasti kapan kedua tahap pembangunan tersebut dilaksanakan.

Pencarian Sejarah:

Powered by ArticleMS from ArticleTrader desert museum, sejarah bangun ruang, sejarah persegi, ciri ciri HAM, sejarah bunga teratai wikipedia, bunga teratai-wikipedia bahasa melayu, sejarah undang-undang pers, informasi tentang candi bajang ratu, ciri ciri tikus, wikipedia bunga teratai, ciri-ciri bangunan persegi, peti kubur batu wikipedia, tara mojokerto, exploring trowulan part 3 candi bajang ratu, sejarah kebudayaan islam pada abad 20 metode dialog, relif candi bunga teratai untuk agama hindu, gambar sejarah, sejarah bunga lotus, puisi kepok kubur, www sejarah jawa timur, sejarah modular penggal 1, sejarah pesegi, sejarah tentang keberadaan gapura bajang ratu, sejarah dibangunnya gapura bajang ratu, soal sosiologi tentang kebudayaan candi trowulan, teknik pembangunan candi mojokerto, ukuran kubur orang islam, peradaban candi tikus, nama band emo, lagu dayak batu mas, ciri-ciri tikus wikipedia, ciri ciri pers, Ciri batu petir, candi bajang ratu wikipedia, bunga teratai dalam bangsa melayu, asal nama candi kidal, arti ratu mas, anak bajang doc, dongeng aji saka, download makalah tentang candi di kompleks candi trowulan, ejarah desa canggu mojokerto, kubur batu in toraja sumatra island, kisah bunga seroja, kisah berasal dari serang cilegon, kata-kata jawa halus, KATA kata berkenan sejarah, jenis jenis batu mas, gambar kubur islam kristen, fungsi fungsi kuburan di toraja, All Rights Reserved Use of our service is protected by our Privacy Policy and Terms of Service free radio stations streaming tags: , , ,

Sejarah Candi Sadon Magetan

Candi Sadon terletak di Dusun Sadon, Desa Cepoko, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur, tepatnya di sebelah jalan raya Magetan – Panekan.

Walaupun nama candi tersebut adalah Candi Sadon, sesuai dengan nama dusun tempatnya berada, namun masyarakat setempat lebih mengenalnya dengan nama Candi Reog, karena di reruntuhan Candi Sadon terdapat Kalamakara, arca raksasa Kala yang wajahnya mirip dengan kepala harimau pada ‘dhadhakmerak’. Dhadhak merak adalah topeng kepala harimau dengan hiasan susunan bulumerak di sekelilingnya. Topeng ini merupakan atribut tokoh Singabarong dalam kesenian reog. Topeng dhadak merak yang berat keseluruhannya antara 30-40 kg tersebut biasanya dikenakan oleh penari Singabarong.

Tidak banyak informasi yang didapat mengenai Candi Reog, walaupun bangunan kuno ini telah ditetapkan sebagai situs suaka purbakala. Konon candi ini merupakan peninggalan Raja Airlangga, namun tidak diketahui kapan tepatnya dan untuk apa candi tersebut dibangun. Upaya pemugaran terhadap candi ini tampaknya belum pernah dilakukan, melihat kondisinya yang tinggal berupa kumpulan batu reruntuhan.

Pada tahun 1966, batu-batu reruntuhan candi tersebut diobrak-abrik dan dirusak oleh sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab. Pada tahun 1969, dengan dipelopori oleh Sutaryono, yang pada waktu itu menjabat sebagai Kepala Pembinaan kebudayaan Kabupaten Magetan, diadakan penataan kembali batu-batu reruntuhan Candi Sadon. Di antara reruntuhan peninggalan bersejarah tersebut terdapat arca Kalamakara, arca naga, batu bergambar binatang, bekas umpak, yoni, dan batu yang merupakan bagian sudut candi.

 

Sejarah Candi Gedong songo

Candi Gedong songo

Kompleks Candi Gedong Songo terletak di puncak G. Ungaran, tepatnya di Desa Candi, Kecamatan Somawono, Semarang, Jawa Tengah. Para ahli belum dapat memastikan waktu dan tujuan pembangunan Candi Gedong Sanga, karena sampai saat ini belum ada prasasti yang ditemukan yang menyebut tentang keberadaan bangunan kuno itu. Lokasinya yang berada di daerah perbukitan mendasari dugaan bahwa candi ini dibangun pada masa awal perkembangan agama Hindu di Jawa, yaitu pada masa pemerintahan raja-raja Wangsa Sanjaya.

Menilik gaya arsitektur dan letaknya, candi Hindu Syiwa ini diduga dibangun untuk keperluan pemujaan. Pada masa itu dataran tinggi atau perbukitan dianggap sebagai perwujudan dari ‘kahyangan’, tempat bersemayam para dewa.Keberadaannya candi ini diungkapkan pertama kali dalam laporan Raffles pada tahun 1740. Pada awalnya hanya tujuh kelompok bangunan yang ditemukan, sehingga Raffles menyebutnya Gedong Pitu. Setelah ditemukan, dilakukan beberapa penelitian terhadap candi oleh para arkeolog Belanda, antara lain Van Stein Callenfels (1908) dan Knebel (1911). Dalam penelitian tersebut ditemukan dua kelompok candi lain, sehingga namanya diubah menjadi Gedong Songo (dalam bahasa Jawa berarti sembilan bangunan). Pada tahun 1928 sampai 1929, dinas purbakala pada zaman pemerintahan Belanda melakukan pemugaran terhadap Candi Gedong I dan Candi Gedong II. Pemugaran candi dan penataan lingkungan dilakukan oleh pemerintah Indonesia selama hampir 10 tahun, yaitu tahun 1972 sampai 1982.

Candi Gedong I

Candi Gedong 1

Candi Gedong 1

Candi Gedong I terdiri satu bangunan utuh, berukuran relatif kecil dengan denah dasar persegi panjang. Atap candi berbentuk segi empat bersusun dengan hiasan pola kertas tempel di sekelilingnya. Separuh dari puncak atap terlihat telah hancur. Di sebelah tenggara terlihat G. Telomoyo, G. Merbabu, dan G. Merapi.

Batur (kaki candi) dengan denah dasar segi empat dihiasi dengan deretan panel dengan pahatan bermotif bunga (padma) dan sulur-suluran yang sederhana. Tinggi batur sekitar 1 m, dengan tangga menuju ruangan kecil dalam tubuh candi terletak di sisi timur. Permukaan batur membentuk selasar selebar sekitar 0,5 m mengelilingi tubuh candi. Sepanjang tepi selasar diberi pagar, namun sebagian besar batu pagar sudah tanggal atau bahkan hilang.

Dinding luar tubuh candi polos tanpa relief atau relung tempat menaruh arca. Di pertengahan dinding terdapat pahatan bermotif bunga yang membentuk semacam bingkai kosong. Tidak dapat dipastikan apakah dalam bingkai tersebut tadinya terdapat arca atau pahatan lain.

Candi Gedong II

Candi Gedong 2

Candi Gedong 2

Candi Gedong II terdiri satu bangunan utuh dengan denah dasar bujur sangkar seluas sekitar 2,5 m2. Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 1 m. Pelipit atas batur menjorok ke luar membentuk selasar selebar 0,5 m mengelilingi tubuh candi. Tangga naik ke selasar terdapat di sisi timur, tepat di depan pintu mauk ke ruangan kecil dalam tubuh candi. Pintu candi dilengkapi dengan semacam bilik penampil yang menjorok keluar sekitar 1 m dari tubuh candi. Di atas ambang pintu dihiasi dengan pahatan Kalamakara.

Pada dinding luar sisi utara, selatan dan barat terdapat susunan batu yang menjorok ke luar dinding, membentuk bingkai sebuah relung tempat arca. Bagian depan bingkai relung dihiasi dengan pahatan berpola kertas tempel. Bagian bawah bingkai dihiasi sepasang kepala naga dengan mulut menganga. Di bagian atas bingkai terdapat hiasan kalamakara tanpa rahang bawah.

Atap candi berbentuk 3 balok bersusun, makin ke atas makin mengecil dengan puncak atap runcing. Puncak atap tersebut saat ini sudah tidak ada. Sekeliling masing-masing kubus dihiasi dengan pahatan pola kertas tempel. Di setiap sudut terdapat hiasan berbentuk seperti mahkota bulat berujung runcing. Sebagian besar hiasan tersebut sudah rusak. Di depan bangunan candi terdapat bangunan lain yang hanya tersisa fondasi dan onggokan reruntuhan bangunan yang diperkirakan sebagai candi perwara.

Candi Gedong III

Candi Gedong 3

Candi Gedong 3

Candi Gedong III terdiri dari tiga bangunan, yaitu dua bangunan yang berjajar menghadap ke timur dan satu bangunan yang meghadap ke barat. Ketiga bangunan tersebut dapat dikatakan dalam keadaan utuh. Kedua bangunan yang menghadap ke timur mirip sepasang bangunan kembar, namun yang berada di sebelah utara lebih besar dan lebih tinggi dari yang di selatan. Bangunan yang lebih besar, yaitu yang di utara, diperlirakan merupakan candi induk atau candi utama, sedangkan bangunan yang lebih kecil diperkirakan sebagai candi perwara. Tubuh candi berdiri di atas batur yang rendah dengan denah dasar berbentuk persegi.

Atap kedua bangunan tersebut berbentuk 3 persegi bersusun, makin ke atas makin mengecil dengan puncak atap runcing, mirip atap Candi Gedong II. Sekeliling kubus dihiasi dengan pahatan pola kertas tempel. Di setiap sudut terdapat hiasan berbentuk seperti mahkota bulat berujung runcing. Di sekeliling tubuh candi terdapat selasar sempit dan tanpa pagar.

Pintu masuk ke ruangan sempit dalam tubuh candi dilengkapi dengan bilik penampil yang menjorok sekitar 1 m keluar tubuh candi. Tepat di depan pintu terdapat tangga naik ke selasar yang dilengkapi dengan pipi tangga dengan pahatan bunga di pangkalnya. Pada dinding di kiri dan kanan ambang pintu bangunan utara terdapat relung berisi arca Syiwa dalam posisi berdiri dengan tangan kanan bertelekan pada sebuah gada panjang.

Kedua bangunan yang menghadap timur tersebut berdiri di atas batur yang rendah dengan denah dasar berbentuk bujur sangkar. Di pertengahan masing-masing sisi kaki candi terdapat relung, salah satunya berisi arca gajah. Pada dinding di sisi barat, utara dan selatan masing-masing bangunan terdapat relung tempat meletakkan arca. Relung-relung pada dinding bangunan candi perwara saat ini dalam keadaan kosong. Dalam relung pada dinding selatan candi utama terdapat Arca Ganesha dalam posisi bersila, sedangkan dalam relung pada dinding selatan terdapat Arca Durga bertangan delapan dalam posisi berdiri.

Bangunan ketiga di kompleks Candi Gedong III terletak di depan candi utama dan candi perwara. Bangunan ini mempunyai denah dasar persegi panjang dengan atap mirip ‘limasan’ melengkung. Di atas atap berjajar memanjang 3 hiasan berbentuk seperti menara kecil. Pintu masuk bangunan yang berhadapan dengan candi induk terlihat sederhana tanpa bingkai. Di atas ambang ambang pintu tampak bekas hiasan yang rusak. Tidak terdapat relung pada dinding bangunan yang mirip dengan Candi Semar di kompleks Candi Dieng. Diduga fungsi bangunan ini sama dengan fungsi Candi Semar, yaitu sebagai tempat penyimpanan atau gudang.

Candi Gedong IV

Candi Gedong 4

Candi Gedong 4

Candi Gedong IV terdiri satu bangunan utuh dan sejumlah reruntuhan bangunan lain di sekelilingnya. Belum diketahui bagaimana bentuk asli dan apa fungsi bangunan-bangunan yang telah runtuh tersebut, namun ada dugaan bahwa bangunan-bangunan itu merupakan candi perwara.

Bangunan yang masih utuh tersebut bentuknya mirip dengan bangunan Candi Gedong II. Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 1 m dengan denah dasar persegi panjang. Pelipit atas batur menjorok ke luar membentuk selasar selebar 0,5 m mengelilingi tubuh candi. Tangga naik ke selasar terdapat di sisi timur, tepat di depan pintu masuk ke ruangan kecil dalam tubuh candi.

Pintu candi dilengkapi dengan semacam bilik penampil yang menjorok keluar sekitar 1 m dari tubuh candi. Di atas ambang pintu dihiasi dengan pahatan Kalamakara tanpa rahang bawah. Di kiri dan kanan ambang pintu terdapat relung tempat arca yang saat ini dalam keadaan kosong. Di bagian bawah ambang relung diberi hiasan yang sudah tidak jelas bentuk aslinya.

Pada dinding luar sisi barat, utara dan selatan terdapat relung-relung berisi arca. Salah satu arca yang masih ada berupa sosok lelaki dalam posisi berdiri. Arca tersebut dalam keadaan rusak. Atap Candi Gedong IV berbentuk 3 persegi bersusun, makin ke atas makin mengecil dengan puncak atap runcing, mirip atap Candi Gedong II. Sekeliling kubus dihiasi dengan pahatan pola kertas tempel. Di setiap sudut terdapat hiasan berbentuk seperti mahkota bulat berujung runcing.

Candi Gedong V

Candi Gedong 5

Candi Gedong 5

Candi Gedong V mirip dengan terdiri satu bangunan utuh dan sejumlah reruntuhan bangunan lain di sekelilingnya, yang diduga sebagai candi perwara. Bangunan yang masih utuh tersebut bentuknya mirip dengan bangunan Candi Gedong II dan Candi Gedong IV.

Tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 1 m dengan denah dasar persegi panjang. Pelipit atas batur menjorok ke luar membentuk selasar selebar 0,5 m mengelilingi tubuh candi. Tangga naik ke selasar terdapat di sisi timur, tepat di depan pintu masuk ke ruangan kecil dalam tubuh candi. Pintu candi juga dilengkapi dengan semacam bilik penampil yang menjorok keluar sekitar 1 m dari tubuh candi. Di atas ambang pintu dihiasi dengan pahatan Kalamakara tanpa rahang bawah. Di kiri dan kanan ambang pintu terdapat relung tempat arca yang saat ini juga dalam keadaan kosong. Di bagian bawah ambang relung diberi hiasan yang sudah tidak jelas bentuk aslinya.

Pada dinding luar sisi barat, utara dan selatan terdapat relung-relung berisi arca. Salah satu arca yang masih ada adalah Arca Ganesha dalam posisi bersila di atas bangku dengan kedua tangan di atas paha. Telapak tangan menumpang di atas paha sedangkan telapak tangan kanan berada di atas lutut. Arca tersebut alam keadaan rusak.

Candi Sari

Candi Sari adalah candi Buddha yang berada tidak jauh dari Candi Sambisari, Candi Kalasan dan Candi Prambanan, yaitu di bagian sebelah timur laut dari kota Yogyakarta. Candi ini dibangun pada sekitar abad ke-8 dan ke-9 pada saat zaman Kerajaan Mataram Kunodengan bentuk yang sangat indah. Tepatnya candi ini berada di Desa Bendan, Kelurahan Tirtamartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Sesuai dengan nama desa tempatnya berada, Candi ini juga disebut Candi Bendan.Menurut perkiraan candi ini dibangun pada abad ke- 8 M, yaitu pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran, bersamaan dengan masa pembangunan Candi Kalasan. Kedua candi tersebut memang memiliki banyak kemiripan, baik dari segi arsitektur maupun reliefnya.

Candi Sari ditemukan kembali pada awal abad ke-20 dalam keadaan rusak berat. Pemugaran pertama dilaksanakan antara tahun 1929 sampai 1930. Mengenai pemugaran tersebut, Kempers berpendapat bahwa hasilnya kurang memuaskan, dalam arti pemugaran tersebut belum berhasil mengembalikan keutuhan bangunan aslinya. Hal ini disebabkan oleh banyaknya bagian candi yang hilang. Selain itu, ketika pertama kali ditemukan, terdapat bagian-bagian bangunan yang sudah rusak termakan usia, terutama yang bukan terbuat dari batu.

Pada abad ke 19, sekitar 130 m dari Candi Kalasan ditemukan reruntuhan candi, yang menurut perkiraan sebagai tempat tinggal para pendeta. Candi Sari yang sekarang, yang letaknya tidak jauh dari Candi Kalasan, merupakan sebagian saja dari kumpulan candi yang telah hilang. Diperkirakan, dahulu terdapat pagar batu yang mengelilingi candi. Pintu masuk candi dijaga oleh sepasang Arca Dwarapala yang memegang gada dan ular, seperti yang terdapat di depan Wihara Plaosan.

Candi Sari berbentuk persegi panjang, dengan ukuran 17,30 x 10 m, walaupun konon denah dasar aslinya lebih panjang dan lebih lebar, karena kaki yang asli menjorok keluar sekitar 1,60 m. Tinggi keseluruhan candi dari permukaan tanah sampai puncak stupa adalah 17 – 18 meter. Gerbang candi, yang lebarnya kira-kira sepertiga lebar dinding depan dan tingginya separuh dari tinggi dinding candi, sudah tak ada lagi. Yang tersisa hanya bekas tempat bertemunya dinding pintu gerbang dengan dinding depan.

Tembok candi ini juga dilapisi dengan vajralepa (brajalepa), lapisan pelindung yang juga didapati di dinding-dinding Candi Kalasan. Dari luar telah terlihat bahwa tubuh candi terbagi menjadi dua tingkat, yaitu dengan adanya dinding yang menonjol melintang seperti “sabuk” mengelilingi bagian tengah tubuh candi. Pembagian tersebut diperjelas dengan adanya tiang-tiang rata di sepanjang dinding tingkat bawah dan relung-relung bertiang di sepanjang dinding tingkat atas. Relung-relung di sepanjang dinding luar candi, baik di tingkat bawah maupun atas, saat ini dalam keadaan kosong. Diperkirakan, relung-relung tersebut tadinya dihiasi dengan arca-arca Buddha.

Dinding luar tubuh dipenuhi pahatan arca dan hiasan lain yang sangat indah. Ambang pintu dan jendela masing-masing diapit oleh sepasang arca lelaki dan wanita dalam posisi berdiri memegang teratai. Jumlah arca secara keseluruhan adalah 36 buah, terdiri dari 8 arca di dinding depan (timur), 8 arca di dinding utara, 8 di dinding selatan, dan 12 di dinding barat (belakang). Ukuran arca-arca itu sama dengan ukuran tubuh manusia pada umumnya. dinding dipenuhi dengan pahatan berbagai bentuk, seperti Kinara Kinari (manusia burung), suluran, dan kumuda (daun dan bunga yang menjulur keluar dari sebuah jambangan bulat). Di atas ambang jendela dan relung-relung dihiasi dengan Kalamakara tanpa rahang bawah dalam bentuk yang sangat dekoratif dan jauh dari kesan seram. Sebagaimana dengan yang terdapat pada dinding Candi Kalasan, dinding Candi Sari juga dilapisi oleh lapisan Vajralepa, yang berfungsi memberikan warna cerah dan mengawetkan batu.

Pintu masuk berada di tengah sisi yang panjang di sebelah Timur. Aslinya, ambang pintu di dinding candi tersebut terletak dalam bilik penampil yang menjorok keluar. Saat ini bilik penampil tersebut sudah tidak bersisa, sehingga pintu masuk ke ruang dalam candi dapat langsung terlihat. Hiasan di bingkai dan Kalamakara di atas ambang pintu sangat sederhana, karena hiasan yang indah terletak di dinding luar bilik pintu.

Di dalam candi terdapat tiga ruangan berjajar yang masing-masing berukuran 3,48 m x 5,80 m. Kamar tengah dan kedua kamar lainnya dihubungkan oleh pintu dan jendela. Bilik-bilik ini aslinya dibangun sebagai bilik bertingkat. Tinggi dindingnya dibagi dua dengan lantai kayu yang disangga oleh empat belas balok kayu yang melintang, sehingga dalam candi ini seluruhnya terdapat 6 ruangan. Dinding bagian dalam kamar polos tanpa hiasan.

Atap candi berbentuk persegi datar dengan hiasan 3 buah relung di masing-masing sisi. Bingkai relung juga dihiasi dengan pahatan sulur-suluran dan di atas ambang relung juga dihiasi dengan Kalamakara. Puncak candi berupa deretan stupa, yang terdiri atas sebuah stupa di setiap sudut dan sebuah di pertengahan sisi atap. Pada saat pemiotretan dilakukan, yaitu pada bulan Maret 2003, Candi Sari sedang menjalani pemugaran.

Penyakit Paru-Paru Basah

Penyakit Paru-paru basah adalah suatu peradangan yang terjadi pada paru-paru, biasanya akibat kontaminasi. Tiga penyebab umum penyakit paru-paru basah adalah bakteri, virus dan jamur. Anda juga bisa terkena penyakit paru-paru basah secara tidak sengaja dengan menghirup cairan atau bahan kimia.

Jika Anda memiliki penyakit paru-paru basah, Anda bisa mengalami kesulitan bernapas, mungkin juga akan mengalami batuk dan demam. Pemeriksaan fisik dan riwayat sakit mungkin membantu menentukan apakah Anda telah terkena penyakit paru-paru basah. Rontgen dada dan tes darah mungkin membantu mengetahui apa ada kelainan. Pengobatan tergantung pada apa yang membuat Anda sakit. Jika penyebabnya adalah bakteri, mungkin antibiotik dapat membantu.

Orang yang memiliki lebih banyak risiko Penyakit paru-paru basah adalah :

  • Bayi dan anak-anak
  • Orang yang 65 tahun dan lebih tua
  • Orang yang memiliki pertahanan lemah natural sebagai akibat dari penyakit (termasuk HIV ) atau minum berlebihan
  • Orang yang bekerja di konstruksi atau pertanian
  • Orang yang merokok

Penyebab Penyakit Paru-Paru Basah

1. Beberapa jenis virus, diantaranya: Respiratory Syncytial Virus (RSV), Adenovirus, Influenza dan Parainfluenza

2. Bakteri, pada kasus yang jarang ditemui

3. Polutan (bahan kimia yang terkandung dalam udara)

Tanda-tanda dan Gejala Penyakit Paru-Paru Basah

1. Batuk berdahak (pada hari-hari pertama mungkin batuk kering)

2. Rasa sakit di dada

3. Rasa lelah

4. Sakit kepala ringan

5. Sakit-sakit pada badan

6. Demam

7. Mata berair

8. Sakit tenggorokan

Mencegah Penyakit paru-paru basah adalah jauh lebih baik daripada mengobati. Cara pencegahannya dengan menjalankan pola hidup sehat, antara lain : makan bergizi seimbang, mejaga kebugaran tubuh, istirahat cukup dan jangan tidur larut malam, jangan merokok (pasif atau aktif), membuka jendela rumah pagi sampai sore hari, mencuci tangan Anda sering, mengenakan masker saat membersihkan daerah yang berdebu atau berjamur.

Solusi Terbaik dan Aman Pengobatan Penyakit Paru-Paru Basah Dengan Banyak mengonsumsi buah Manggis.

Mengapa Buah manggis ? karena memiliki kemampuan Mengobati Penyakit Paru-Paru Basah?

Kandungan buah manggis (garcinia mangostana)

Besi, Serat, Kalsium, Vitamin C, Kalium, Vitamin B2, Protein, Katecin/tannin, Fosforus, Natrium, Vitamin B1, Niasin.

Berdasarkan penelitian Buah Manggis mempunyai bahan aktif biologi yang sangat kaya dengan ANTIOKSIDAN yang tinggi dengan aktivitas yang sangat kuat, selain vitamin, poly-saccharides, stilbenes. Disamping itu buah manggis ini unik karena mempunyai tambahan bioaktif yang hebat yaitu Xanthones.

Pertanyaan ini terjawab dengan penelitian terkini yang membuktikan bahwa manggis mengandung antioksidan yang sangat kuat yaitu xanthone, melebihi beberapa kali lipat dari kekuatan vitamin C dan E.

Penyakit Paru-Paru Basah

Penyakit Paru-paru basah adalah suatu peradangan yang terjadi pada paru-paru, biasanya akibat kontaminasi. Tiga penyebab umum penyakit paru-paru basah adalah bakteri, virus dan jamur. Anda juga bisa terkena penyakit paru-paru basah secara tidak sengaja dengan menghirup cairan atau bahan kimia.

Jika Anda memiliki penyakit paru-paru basah, Anda bisa mengalami kesulitan bernapas, mungkin juga akan mengalami batuk dan demam. Pemeriksaan fisik dan riwayat sakit mungkin membantu menentukan apakah Anda telah terkena penyakit paru-paru basah. Rontgen dada dan tes darah mungkin membantu mengetahui apa ada kelainan. Pengobatan tergantung pada apa yang membuat Anda sakit. Jika penyebabnya adalah bakteri, mungkin antibiotik dapat membantu.

Orang yang memiliki lebih banyak risiko Penyakit paru-paru basah adalah :

  • Bayi dan anak-anak
  • Orang yang 65 tahun dan lebih tua
  • Orang yang memiliki pertahanan lemah natural sebagai akibat dari penyakit (termasuk HIV ) atau minum berlebihan
  • Orang yang bekerja di konstruksi atau pertanian
  • Orang yang merokok

Penyebab Penyakit Paru-Paru Basah

1. Beberapa jenis virus, diantaranya: Respiratory Syncytial Virus (RSV), Adenovirus, Influenza dan Parainfluenza

2. Bakteri, pada kasus yang jarang ditemui

3. Polutan (bahan kimia yang terkandung dalam udara)

Tanda-tanda dan Gejala Penyakit Paru-Paru Basah

1. Batuk berdahak (pada hari-hari pertama mungkin batuk kering)

2. Rasa sakit di dada

3. Rasa lelah

4. Sakit kepala ringan

5. Sakit-sakit pada badan

6. Demam

7. Mata berair

8. Sakit tenggorokan

Mencegah Penyakit paru-paru basah adalah jauh lebih baik daripada mengobati. Cara pencegahannya dengan menjalankan pola hidup sehat, antara lain : makan bergizi seimbang, mejaga kebugaran tubuh, istirahat cukup dan jangan tidur larut malam, jangan merokok (pasif atau aktif), membuka jendela rumah pagi sampai sore hari, mencuci tangan Anda sering, mengenakan masker saat membersihkan daerah yang berdebu atau berjamur.

Solusi Terbaik dan Aman Pengobatan Penyakit Paru-Paru Basah Dengan Banyak mengonsumsi buah Manggis.

Mengapa Buah manggis ? karena memiliki kemampuan Mengobati Penyakit Paru-Paru Basah?

Kandungan buah manggis (garcinia mangostana)

Besi, Serat, Kalsium, Vitamin C, Kalium, Vitamin B2, Protein, Katecin/tannin, Fosforus, Natrium, Vitamin B1, Niasin.

Berdasarkan penelitian Buah Manggis mempunyai bahan aktif biologi yang sangat kaya dengan ANTIOKSIDAN yang tinggi dengan aktivitas yang sangat kuat, selain vitamin, poly-saccharides, stilbenes. Disamping itu buah manggis ini unik karena mempunyai tambahan bioaktif yang hebat yaitu Xanthones.

Pertanyaan ini terjawab dengan penelitian terkini yang membuktikan bahwa manggis mengandung antioksidan yang sangat kuat yaitu xanthone, melebihi beberapa kali lipat dari kekuatan vitamin C dan E.

pendawa lima

Langsung ke: navigasi, cari
Para Pandawa dan istri mereka dalam lukisan India. Keterangan: Nakula dan Sadewa (kiri-kanan atas), Arjuna (kanan bawah), Bima (kiri bawah), Yudistira dan Dropadi (tengah).

Pandawa adalah sebuah kata dari bahasa Sanskerta (Dewanagari: पाण्डव; Pāṇḍava), yang secara harfiah berarti anak Pandu (Dewanagari: पाण्डु; IAST: Pāṇḍu), yaitu salah satu Raja Hastinapura dalam wiracarita Mahabharata. Dengan demikian, maka Pandawa merupakan putra mahkota kerajaan tersebut. Dalam wiracarita Mahabharata, para Pandawa adalah protagonis sedangkan antagonis adalah para Korawa, yaitu putera Dretarastra, saudara ayah mereka (Pandu). Menurut susastra Hindu (Mahabharata), setiap anggota Pandawa merupakan penjelmaan (penitisan) dari Dewa tertentu, dan setiap anggota Pandawa memiliki nama lain tertentu. Misalkan nama “Werkodara” arti harfiahnya adalah “perut serigala”. Kelima Pandawa menikah dengan Dropadi yang diperebutkan dalam sebuah sayembara di Kerajaan Panchala, dan memiliki (masing-masing) seorang putera darinya.

Para Pandawa merupakan tokoh penting dalam bagian penting dalam wiracarita Mahabharata, yaitu pertempuran besar di daratan Kurukshetra antara para Pandawa dengan para Korawa serta sekutu-sekutu mereka. Kisah tersebut menjadi kisah penting dalam wiracarita Mahabharata, selain kisah Pandawa dan Korawa main dadu.

Mengapa Minum Air Putih sebelum Makan itu Dilarang..???

 

http://riangold.files.wordpress.com/2011/05/air-putih.jpg?w=210
Dilarang Minum Air Putih Sebelum Makan

Untuk mengurangi makan berlebih banyak orang minum air terlebih dahulu sesaat sebelum makan. Sebaiknya hilangkan kebiasaan itu, jika ingin minum sebelum makan lakukanlah satu jam sebelum waktu makan.

Mengonsumsi air terlalu banyak tepat sebelum makan memang membuat Anda kehilangan nafsu makan karena lambung menjadi penuh. Tapi minum air sesaat sebelum makan akan membuat proses penyerapan makanan oleh enzim menjadi lebih sulit.

Karena air yang diminum butuh waktu 30 menit mengalir dari lambung menuju usus. Sehingga jika minum sesaat sebelum makan, belum sempat air menuju usus sudah ditambah dengan makanan yang membuat enzim bekerja lebih sulit.

Profesor Hiromi Shinya MD, pakar enzim yang juga guru besar kedokteran di Albert Einstein College of Medicine AS, seperti dikutip dari karangannya, ‘The Miracle of Enzyme’, Sabtu (20/2/2010), menyarankan agar minum air putih dilakukan 1 jam sebelum waktu makan.

Seperti halnya tanaman, menurutnya ada periode yang baik untuk minum karena pengairan yang berlebihan pada tanaman akan membuat tanaman menjadi busuk dan layu. Sehingga ada periode waktu yang sesuai untuk tubuh minum air.

Cara ideal untuk mencukupi kebutuhan air untuk tubuh adalah:

1-3 gelas saat bangun tidur pada pagi hari
2-3 gelas, 1 jam sebelum makan siang
2-3 gelas, 1 jam sebelum makan malam.

Menurutnya yang harus diperhatikan adalah minum air setelah bangun tidur karena cairan yang hilang harus cepat diganti saat bangun tidur.

Profesor Hiromi tidak menyarankan minum air sebelum tidur tapi jika sangat haus bisa dilakukan satu jam sebelum waktu tidur.

Minum air sesaat sebelum tidur bisa mencegah terjadinya aliran balik. Walaupun hanya air, jika bercampur dengan asam lambung bisa memasuki tenggorokan dan terhirup ke dalam paru-paru yang dikhawatirkan risiko menderita pneumonia.

Biasakanlah tidur dengan perut kosong karena tenggorokan dirancang agar tidak ada yang masuk ke dalamnya selain udara. Jika masih ada makanan atau minuman, isi lambung akan meluap naik menuju kerongkongan saat Anda merebahkan diri. Saat itu terjadi, tubuh akan menyempitkan saluran pernapasannya dan menghentikan pernapasan Anda untuk mencegah isi lambung memasuki tenggorokan.

Banyak kejadian orang meninggal akibat serangan jantung pada dini hari. Penyebabnya adalah karena asam yang mengalir balik sebagai akibat makan atau minum larut malam, dan berakhir pada tertutupnya saluran pernapasan, kemudian napas jadi tidak teratur, kadar oksigen dalam darah berkurang dan akhirnya kurang persediaan oksigen menuju otot jantung.

Diakuinya, kebutuhan minum tiap orang berbeda tapi biasakan untuk minum air 6-8 gelas per hari (1,5-2 liter) untuk orang dewasa. Jika cuaca sangat panas misalnya maka orang akan membutuhkan minum yang lebih banyak. Sebaliknya orang yang mengalami sistem pencernaan lemah dapat mengalami diare jika minum terlalu banyak.

Banyaknya air yang dibutuhkan seseorang berbeda-beda tergantung pada ukuran tubuh orang tersebut dan apa yang dianggap sesuai untuk tubuhnya. Hanya saja tetap perhatikan waktu-waktu untuk minum yang ideal, di luar kebutuhan minum lainnya.

Jika kebutuhan air terpenuhi dengan baik maka Anda akan jarang terkena sakit. Saat kebutuhan air terpenuhi, air akan melembabkan area-area dalam tubuh yang mudah diserang oleh bakteri dan virus seperti daerah bronkus (pipa saluran pernapasan), mukosa lambung dan usus. Dengan begitu sistem kekebalan tubuh menjadi aktif sehingga area-area tersebut menjadi sulit diserang virus atau bakteri.

Sebaliknya jika air yang dikonsumsi kurang, membran mukus pada bronkus akan mengalami dehidrasi dan mengering, dimana dahak dan lendir diproduksi dalam bronkus. Jika tidak ada air yang cukup maka dahak dan lendir akan menempel pada bronkus yang kemudian menjadi tempat berkembangbiaknya virus dan bakteri.

Air penting bagi tubuh. Jika tidak ada air orang tidak hanya kekurangan gizi, tapi kotoran dan racun juga akan terkumpul di dalam sel dan tidak dapat dikeluarkan. Efek buruknya, racun yang terakumulasi itu akan merusak sel-sel gen yang salah satunya bisa menyebabkan berubahnya gen menjadi sel kanker.